MOUSE CANGGIH MASA KINI
“Ocular Mouse” bagi pencerita cacat
Pada awalnya, tujuan menciptakan
teknologi ini didasari oleh para penderita cacat fisik seperti penderita
tetraplegia yang menyebabkan kelumpuhan pada kedua kaki dan tangannya, tetapi
tidak berdampak pada tingkat kecerdasan sesorang. Pemikiran tersebut dilakukan
oleh Manuel Cardoso, seorang insinyur elektro untuk mengupgrade sebuah mouse
yang dapat digerakkan dengan kekuatan otot di sekitar bola mata. Alat ini
dinamakan olehnya “Ocular mouse”.
Asumsi
sederhana alat ini adalah dengan mengubah gerakan mata dan kedipan menjadi
gelombang elektromagnetik. Gerakan mata diartikan sebagai gerakan pointer,
kedipan mata diartikan sebagai klik pada mouse. Kedipan mata kiri
diartikan dengan klik kiri pada mouse dan kedipan mata kanan diartikan dengan
klik kanan pada mouse.
Cara kerja “ocular mouse” melalui elektroda yang
dihubungkan ke modul elektronik di komputer. Beberapa elektroda ditempelkan ke
kepala dan sekitar mata pengguna. Kemudian, berfungsi menggerakan mouse dengan
otot mata.
Alat ini dialokasikan untuk para penderita kelumpuhan
kedua kaki dan tangan untuk dapat menjalankan bisnisnya yang sempat tertunda
karena kendala kelumpuhan. Dimana mereka masih memiliki motivasi untuk
berbisnis namun apa daya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, disini
“ocular mouse” muncul sebagai alternatif yang terbaik dalam membantu para
penderita kelumpuhan untuk bangkit kembali.
Akhir Februari 2008, ocular mouse diuji coba di bagian
ICU Rumah Sakit Mandaqui, Sao Paulo, Brazil. Matthew, seorang pasien
tetraplegia berusia 5 tahun, berkesempatan menguji cobanya untuk kali pertama.
Matthew diharapkan bisa bermain games, menulis namanya, dan bahkan menelusuri
jagat internet dengan ocular mouse.
“Ocular mouse” merupakan awal dari perkembangan mouse
dengan media mata, sehingga masih terdapat sedikit kendala dalam harga maupun
pemakaian alat ini yaitu :
- Harga alat
tersebut masih terlalu mahal sekitar USD 200.
- Dibutuhkan
alat khusus dan tidak dijual ke umum.
- Cara kerja
ocular mouse yang mengunakan kedipan mata sebagai penanda enter juga
dinilai kurang efisien, karena faktanya manusia secara refleks mengedipkan
mata tiap beberapa detik.
Namun dibalik itu semua Teknologi “ocular mouse”
merupakan salah satu perkembangan teknologi yang harus “diacungkan jempol”.
Manuel cardoso cerdas dalam membaca situasi untuk membantu para penyandang
cacat tetraplegia ( kelumpuhan kedua tangan dan kaki) dalam mengoperasikan
komputer untuk memperoleh berbagai informasi.
”Cyborg R.A.T.” bagi penggemar “games”
Dengan
adanya perkembangan Mouse kini Mad Catz Inc. telah memperkenalkan Cyborg R.A.T.
baru 9 khusus untuk mouse game nirkabel. Cyborg R.A.T 9 ini adalah sebuah mouse
yang dirancang khusus bagi Gamers (Penggemar berat game), dengan menggunakan
teknologi nirkabel (tanpa kabel) 2.4GHz dan dilengkapi dengan penerima wireless
yang berfungsi sebagai media penerima signal.
Mouse
ini juga menawarkan individu mode yang memungkinkan pengguna dapat mengubah
sensitivitas atau Tombol Programmable dengan cepat serta mendapatkan akses
langsung dalam 15 perintah.
“Mouse” terkecil di dunia
“Mouse” dengan kedipan mata
Orang dengan keterbatasan
fisik biasanya hanya bisa melakukan perkerjaan yang terbatas. Namun
perkembangan teknologi bisa mengubah hal itu. Salah satunya adalah Eye-B-PoD, sebuah software yang muncul pada
Agustus 2008 dari proyek tugas akhir tiga orang mahasiswa, yaitu Stanley Audrey
beserta kedua temannya Victor dan Josephine.
Eye-B-PoD
adalah
singkatan dari Eye Based Pointing Device, merupakan piranti lunak nirkabel dan
handsfree untuk mengoperasikan pointer pada layar komputer berbasiskan gerakan
mata yang ditangkap oleh web
camera (webcam).
Menurut Stanley, pengembangan software
ini ditujukan kepada mereka yang mempunyai keterbatasan fisik pada
bagian tangan, seperti cacat, lumpuh, stroke dan juga sebagai alternatif baru
dari piranti penunjuk konvensional yang sudah ada (mouse-red).
“Jadi,
Eye-B-PoD memungkinkan
pengguna melakukan pekerjaan lain yang menggunakan tangan selagi mengoperasikan
komputer,” ujar lulusan Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara (Binus)
ini.
Cara
penggunaan Eye-B-PoD yaitu
dengan memanfaatkan gerakan mata yang ditangkap oleh piranti masukan berupa webcam. Pengguna cukup
melihat ke bagian layar tertentu untuk mengarahkan kursor pada bagian yang
ingin dituju. Jika ingin melakukan proses klik seperti pada mouse, pengguna cukup
melakukan kedipan dengan salah satu matanya ketika kursor telah berada pada
bagian yang dituju.
“Jika
ingin klik kiri, tinggal mengedipkan mata kiri, begitu juga jika ingin klik
kanan, kedipkan saja mata kanan. Sementara untuk double-klik, bisa dilakukan dengan mengatur
sistem mouse di
komputer agar bisa dilakukan dengan satu kedipan saja,” kata Stanley.
Eye-B-PoD terdiri dari empat fitur, yaitu:
- Automatic
Face And Eye Detection: saat pengguna sudah berada di depan webcam yang
telah dilengkapi software Eye-B-PoD,
otomatis muka dan matanya langsung terdeteksi.
- Smart
Dominant Face Detector: misalkan ada lima wajah yang berada di depan webcam, maka hanya
wajah dominan yang bisa ditangkap oleh Eye-B-PoD.
- False
Positive Blink Detector: bisa mendeteksi kedipan mata saat pengguna ingin
melakukan klik kiri atau klik kanan dengan kedipan.
- Auto
Sensitivity Calibration: otomatis mengkalibrasi ulang jika Eye-B-PoD kehilangan
deteksi kedipan mata.
Stanley
berharap, dengan adanya software
ini, ia dan kedua temannya bisa membantu para tuna daksa dan
penderita penyakit yang lumpuh di bagian tangannya, agar tetap bisa menggunakan
komputer. Ia berencana akan menjual Eye-B-PoD
dalam bentuk software
ke para distributor dengan harga yang terjangkau.Stanley juga
menyatakan bahwa memang sudah ada alat seperti Eye-B-PoD, namun penggunaannya ada yang
membutuhkan sensor atau infra red.
“Sedangkan
Eye-B-PoD hanya
membutuhkan webcam biasa karena yang dibutuhkan hanya software yang kami buat,”
tutur alumnus Binus angkatan 2005 ini.
Eye-B-PoD
meraih juara kedua
(merit) Indonesia ICT Awards (INAICTA 2009) pada kategori Research and
Development. Dengan mengikuti ajang tahunan ini, Stanley dan kedua kawannya
bisa menyosialisasikan Eye-B-PoD lebih luas serta terus menyempurnakan piranti
lunak ini agar bisa lebih digunakan secara maksimal.
0 komentar:
Posting Komentar